Apakah Memiliki IPK Tinggi Atau Rendah Itu Penting ?


Kuliah merupakan hal yang penting untuk orang mendapatkan kerja setelahnya. Berbagai jurusan dapat Anda temui di perkuliahan yang bisa kaloan pilih secara bebas. IPK atau indeks prestasi kumulatif adalah sesuatu yang harus Anda tuju saat Anda kuliah. IPK digunakan sebagai ukuran pengetahuan mahasiswa dalam bidang akademik. Tak heran jika hal ini membuat banyak orang berpikir bahwa IPK adalah hal terpenting dalam mencari pekerjaan. Jika IPK bagus, mungkin lebih mudah mencari pekerjaan.

Tapi bisakah IPK benar-benar menjamin kesuksesan pekerjaan Anda?

Dulu, dunia kerja menggunakan IPK sebagai syarat utama untuk menentukan calon karyawan untuk mengikuti seleksi pekerjaan di perusahaan. Oleh karena itu, IPK akan menentukan apakah calon karyawan memenuhi syarat untuk ujian berikutnya. Padahal, IPK hanya digunakan sebagai kedok bagi pencari kerja. Ini karena IPK bukan satu-satunya alasan pekerjaan atau perusahaan tidak mau menerimanya.

Selain fokus pada IPK, pengalaman berorganisasi selama kuliah tidak kalah pentingnya. Ini karena Anda dapat meningkatkan keterampilan brainstorming dan kerja tim Anda. Plus, Anda dapat memperluas koneksi dan mendapatkan lebih banyak peluang kerja jika Anda terorganisir secara aktif.

Pasalnya, selain IPK, ada persyaratan penting lainnya untuk mendukung Anda dalam memulai bisnis. Bagi perusahaan, mempekerjakan karyawan dengan soft skill dan pengalaman kerja lebih penting daripada IPK. Perusahaan akan memaksimalkan keuntungannya dengan biaya serendah mungkin. Perusahaan tentu tidak ingin membuang-buang uang dengan merekrut karyawan yang tidak berkualitas.

Karena itu, meskipun IPK Anda tinggi, jangan berharap perusahaan menerima Anda. Selain itu, Anda tidak memiliki keterampilan dan kemampuan komunikasi yang baik. Syarat utama untuk memasuki dunia kerja adalah kemampuan diri sendiri.

Namun, ada beberapa orang yang berpikiran jika kuliah bukanlah hal yang penting sehingga setelah lulus SMA mereka langsung kerja atau bisnis. Pemikiran seperti ini memang ada yang banyak menerapkannya. Meskipun beberapa orang tua mengajurkan untuk tetap kuliah, namun semua keputusan tetap ada di anak Anda. Berikanlah kebebasan untuk mereka memilih jalan hidupnya sendiri. Yuk mari semua biasakan memilih jalan hidup mandiri.